Kamis, 29 Desember 2022

Terapi Penyalahgunaan Zat (Detoksifikasi Zat)

 

Terapi Penyalahgunaan Zat (Detoksifikasi Zat)                                                                l.09325 Hal-434

Definisi

Menggunakan terapi medis dan psikoterapeutik untuk perawatan disfungsi akibat penyalahgunaan atau ketergantungan obat.

Tindakan

Observasi

- Periksa penggunaan zat selama pengobatan (mis, skrining urin dan analisis napas)

- Periksa adanya penyakit menular (mis. HIV/AIDS, hepatitis B dan C, dan TBC). rujuk jika ada

- Identifikasi dan atasi disfungsi hubungan keluarga atau sosial (mis. tergantung pada orang lain, ketidakmampuan)

Terapeutik

- Bina hubungan saling percaya

- Lakukan manajemen gejala selama periode detoksifikasi

- Pertimbangkan adanya komorbiditas, atau gangguan psikiatri atau penyerta medis

- Libatkan dalam psikoterapi sesuai indikasi (mis. terapi kognitif, terapi motivasi. konseling, dukungan keluarga, terapi keluarga, atau dukungan kelompok)

- Fasilitasi resosialisasi dan membangun kembali hubungan

- Fasilitasi mengembangkan harga diri (mis. beri penguatan terhadap upaya positif)

- Libatkan keluarga dalam perencanaan dan aktivitas perawatan libatkan dalam program dukungan swadaya selama dan setelah perawatan (mis. kelompok tehablitasi pecandu/pengguna, program rehabilitasi BNN)

Edukasi

- Jelaskan gejala atau perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan kambuh (mis. kelelahan, depresi, berbohong)

- Jelaskan efek zat yang digunakan (mis. fisik, psikologis, dan sosial)

- Jelaskan pentingnya tidak menggunakan zat

- Diskusikan rencana pencegahan kambuh (mis. buat kontrak perilaku, identifikasi sumber daya untuk mengatasi situasi stres)

- Anjurkan menerima atas tanggung jawab disfungsi dan penanganan terkait penggunaan obat

- Anjurkan keluarga berpartisipasi dalam upaya pemulihan

- Anjurkan mengevaluasi kemajuan penggunaan zat dengan membuat catatan pribadi

- Ajarkan manajemen stres (mis. olahraga, meditasi, dan terapi relaksasi)

- Ajarkan keluarga tentang gangguan penggunaan zat dan disfungsi terkait.

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian obat substitusi (mis. disulfiram, acamprosat, metadon, naltrexone, patch nikotin atau permen karet atau buprenorfin), sesuai indikasi

- Koordinasikan dan fasilitasi strategi konfrontasi kelompok untuk mengatasi penggunaan zat dan pertahanan dalam penggunaan obat substitusi

- Rujuk pada program multidisipliner (mis. rumah singgah, program detoksifikasi, atau perawatan di komunitas), jika sesuai

 

Referensi

Bartlett, R. Brown, L. Shattell, M. Wright T, & Lewallen, L (2013) Harm Reduction Compassionate Care Of Persons with Addictions. Medsurg Nursing: Official Journal of the Academy of Medical-Surgical Nurses, 22(6),349-358

Boyd, MA (2011) Psychiatric Nursing Contemporary Practice (5 ed) Philadelphia: Lippincott William & Wilkins

Jhanjee, S. (2014) Evidence Based Psychosocial Interventions in Substance Use. Indian Journal of Psychological Medicine, 36(2) 112-118. http://doi.org/10.4103/0253-7176 130960

Townsend M. (2014) Psychiatric Nursing Assessment Care Plans, and Medications (9 ed) Philadelphia: F.A. Davis Company