Manajemen Syok Septik I.02054 Hal-225
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuan
tubuh menyediakan oksigen dan nutrien untuk mancukupi kebutuhan jaringan yang
disebabkan oleh infeksi masif dan palepasan endotoksin.
Tindakan
Observasi
-Monilor
status kardiopulmonal (frekuensi dan kekustan nadi, frekuensi napas, TD, MAP,
CVP)
-Monitor
status oksigenas! (oksimetri nadi, AGD)
-Monitor
status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
-Monitor
tingkat kesadaran dan respon pupil
-Periksa
seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (defomitiy/deformitas, open.
woundЛuka terbuka, fendemess/nyeri tekan, swelling/bengkak)
-Monitor
kultur (mis. darah, eksudat, urine, sputum)
Terapeutik
-Pertahankan jalan napas paten
-Berikan
oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
-Persiapkan
intubasi dan ventilasl mekanis, jika perlu
-Berikan
posis! syok (modified Trendelenberg)
-Pasang
Jalur IV
-Pasang
kateter urine untuk menilai produksi urine
-Pasang
selang nasogastrik untuk dekompresi lambung
-Ambil
sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap, elektrolit dan kultur
Kolaborasi
-Kolaborasi
pemberian resusitasi cairan untuk mencapai CVP 8-12 mmHg dalam 6 jam pertama
-Kolaborasi
pemberian agen vasoaktif (mis. dopamine), jika MAP <60 mmHg
-Kolaborasi
transfusi PRC, jika saturasi oksigen <70%
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of
Critical Care Nursing (3th ed.). New York: McGraw-Hill Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum
(6th ed.). USA: Sauders Elsevier,
Huang, G., Hu, M., Hung, N., Tsai, C., Liu, T.,
& Liaw, W. (2010). The current situation and trends in the clinical
treatment of shock. Journal Of Nursing. 57(1), 11-16.
Zadini, F., Newton, E., Abdi, A. A., Lenker,
J., Zadini, G., & Henderson, S. O. (2008). Use of the Trendelenburg Poskion
In the Porcine Model Improves Cerotid Flow During Cardiopulmonary
Resuscitation, Wester Journal of Emergency Medicine, 9(4), 206-211.