Manajemen Jalan Napas I.01011 Hal-187
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan napas.
Tindakan
Observasi
-
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
-
Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
-
Monitor sputumn (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
-
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust
jika curiga trauma servikal)
-
Posisikan semi-Fowler atau Fowler
-
Berikan minum hangat
-
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
-
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
-
Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
-
Keluarkan sumbalan benda padat dengan forsep McGill
-
Berlkan oksigen, jika perlu
Edukasi
-
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
-
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
-
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3
ed.). New York: McGraw-Hill Education.
Chulay, M., & Seckel, M. (2011), Suctioning: Endotracheal tube
or tracheostomy tube. Dalam D. J. Lynn- McHale (Ed.), AACN Procedure Manual for
Critical Care (6th ed.). Philadelphia: Saunders Elsevier.
Gosselink, R., Bott, J., Johnson, M., et al (2008). Physiotherapy
for adult patients with critical illness: recommendations of the European
respiratory society and European society of critical care medicine lask force
on physiotherapy for critically ill patients. Intensive Care Medicine, 34(7),
1188-1199
Siela, D. (2010). Evaluation standards for management of
artificial airways. Critical Care Nurse, 30(4), 76-78
Wong, M., & Elliott, M. (2009). The use of medical orders in
acute care oxygen therapy. British Journal of Nursing, 18(8), 462-464.