Manajemen Elektrolit : Hipomagnesemia l.03109 Hal-173
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola penurunan kadar magnesium serum
<1.5 mEq/L
Tindakan
Observasi
-
Identifikasi penyebab penurunan kadar magnesium serum (mis, hipokalemia,
hipokalsemia)
-
Identifikasi ketidakadekuatan absorpsi magnesium (mis. operasi reseksi kolon,
insufisiensi, pankreas, peradangan kolon )
-
Monitor eksresi magnesium (mis. insufisiensi renal, lanjut usia)
-
Monitor pengeluaran magnesium berlebihan melalui urine (mis. diuretik, gangguan
ginja., ketoasidosis diabetik)
-
Monitor efek samping pemberian magnesium parenteral (mis. berkeringat, sensasi
panas, hipokalsemia)
-
Monitor gejala otot saraf (mis. kelemahan, kram kaki, parestesia, tendon
hiperaktif, disfagia, nistagmus, kejang)
-
Monitor gejala susunan saraf pusat (mis. letargi, insomnia, agitasi)
-
Monitor gejala kardiovaskuler (mis. sinus takikardia, gelombang T lurus,
pelebaran QRS, ektopik)
Terapeutik
-
Pasang akses intravena, jika perlu
Edukasi
-
Anjurkan asupan makanan mengandung magnesium (mis. sayuran hijau,
kacang-kacangan)
Kolaborasi
-
Kolaborasi koreksi magnesium (mis. magnesium sulfate, magnesium glukonate,
magnesium laktat), jika perlu.
Referensi
Burns, S. M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th
ed.). New York: McGraw-Hill Education.
ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). USA:
Saunders Elsevier. Hadjipavlou, M., Chew, G. W. M., & Farmery, J. S.
(2010). Fluid management. Student BMJ, 18. Iggulden, H. (1999). Dehydration and
electrolyte disturbance. Nursing Standard (through 2013), 13(19), 48-54.
McLafferty, E., Johnstone, C., Hendry, C., & Farley, A.
(2014). Fluid and electrolyte balance. Nursing Standard (Royal College Of
Nursing (Great Britain): 1987), 28(29), 42-49. Reddi, A. S. (2014), Fluid,
electrolyte and acid-base disorders. New York: Springer.