Manajemen Hipervolemia I. 03114 Hal-181
Definisi
Mengidentifikasi dan
mengelola kelebihan volume cairan intravaskuler dan ekstraseluler serta mencegah
terjadinya komplikasi.
Tindakan
Observasi
-
Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis. ortopnea, dispnea, edema, JVP/CVP
meningkat, refleks hepatojugular positif, suara napas tambahan)
-
Identifikasi penyebab hipervolemia
-
Monitor status hemodinamik (mis. frekuensi jantung, tekanan darah, MAP, CVP,
PAP, PCWP, CO, CI), jika tersedia
-
Monitor intake dan output cairan
-
Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. kadar natrium, BUN, hematokrit, berat jenis
urine)
-
Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma (mis. kadar protein dan
albumin meningkat)
-
Monitor kecepatan infus secara ketat
-
Monitor efek samping diuretik (mis. hipotensi ortortostatik, hipovolemia,
hipokalemia, hiponatremia)
Teraupetik
-
Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
-
Batasi asupan cairan dan garam
-
Tinggikan kepala tempat tidur 30-40°
Edukasi
-
Anjurkan melapor jika haluaran urin <0,5 mL/kg/jam dalam 6 jam
-
Anjurkan melapor jika BB bertambah >1 kg dalam sehari
-
Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan
-
Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
-
Kolaborasi pemberian diuretik
-
Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretik
-
Kolaborasi pemberian continuous renal replacement therapy (CRRT), jika perlu.
Referensi
Harvey, S., & Jordan,
S. (2010). Diuretic therapy: implications for nursing practice. Nursing
Standard, 24(43) 40-50.
Ignatavicius & Workman (2016). Medical Surgical Nursing,
Patient-Centered Collaborative Care (8th ed.), St
Louis: Mosby Elsevier. Ronco, C., Kaushik, M., Valle, R., et al.
(2012). Diagnosis and management of fluid overload in heart failure
and cardio-renal syndrome: the 5B approach. Seminars in
Nephrology, 32(1), 129-141. Wagner, K. D., & Hardin-Pierce, M. G. (2014).
High Acuity Nursing (6th ed.). Boston, MA: Prentice Hall, Inc.