Minggu, 25 Desember 2022

Pencegahan Emboli

 

Pencegahan Emboli                                                                                                        I.02066 Hal-276

Definisi

Mengidentifikasi dan menurunkan risiko hambatan aliran darah akibat embolus (mis. bekuan darah, udara).

Tindakan

Observasi

- Periksa riwayat penyakit pasien secara rinci untuk melihat faktor risiko (mis. pascaoperasi, fraktur, kemoterapi, kehamilan, pasca persalinan, imobilisasi, kelumpuhan, edema ekstermitas, PPOK, stroke, riwayat DVT sebelumnya)

- Periksa trias Virchow (stasis vena, hiperkoagulabilitas, dan trauma yang mengakibatkan kerusakan intima pembuluh darah)

- Monitor adanya gejala baru dari mengi, hemoptisis, nyeri saat inspirasi, nyeri pleuritik) Monitor sirkulasi perifer (mis. nadi perifer, edema, CRT, warna, suhu dan adanya rasa sakit pada extremitas)

Terapeutik

- Posisikan anggota tubuh yang berisiko emboli 20° di atas posisi jantung

- Pasangkan stockings atau alat kompresi pneumatik intermiten

- Lepaskan stockings atau alat kompresi pneumatik intermiten selama 15-20 menit setiap 8 jam Lakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif

- Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam

- Hindari memijat atau menekan otot ektremitas

Edukasi

- Anjurkan melakukan fleksi dan ekstensi kaki paling sedikit 10 kali setiap jam

- Anjurkan melaporkan perdarahan yang berlebihan (mis. mimisan yang tidak biasa, muntah darah, urin berdarah, gusi berdarah, pendarahan pervaginam, perdarahan menstruasi yang berat, feses berdarah), nyeri atau bengkak yang tidak biasa, warna biru atau ungu pada jari kaki, nyeri di jari kaki, bisul atau bintik putih di mulut atau tenggorokan.

- Anjurkan berhenti merokok

- Anjurkan minum obat antikoagulan sesuai dengan waktu dan dosis

- Anjurkan asupan makanan yang tinggi vitamin K

- Ajarkan menghindari duduk dengan kaki menyilang atau duduk lama dengan kaki terantung

- Ajarkan melakukan tindakan pencegahan (mis. berjalan, banyak minum, hindari alkohol,

- hindari imobilisasi jangka panjang)

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian trombolitik, jika perlu

- Kolaborasi pemberia antikoagulan dosis rendah atau atiplatelet dosis tinggi (mis. heparin, clopidogrel, warfarin, aspirin, dipyridamole, dekstran), jika perlu

- Kolaborasi pemberian prometazin intravena dalam larutan NaCl 0,9% 25cc - 50cc dengan aliran lambat

 

Referensi

Brakenridge, S.C. of al (2011). Predictors of early versus late timing of pulmonary embolus after traumatic injury. The American Journal of Surgery, 201(2), 209-215.

Donnelly, J.C. & D'Alton, M.E. (2013). Pulmonary embolus in pregnancy. Seminars in Perinatology, 37(4). 225-233. http://www.sciencedirect.com/science/article/pi/S0146000513000499.

Fenner, L.B. & Oliver, C. (2012). Prevention of deep vein thrombosis and pulmonary embolus. Anaesthesia & Intensive Care Medicine, 13(12), 609-612.

Mateo, R., Dutta, S. & Jaffer, A.K. (2016). Venous Thromboembolism Prevention and Perioperative Management of Anticoagulants, Hospital Medicine Clinics, 5(2), 242-267.

Ortiz-Bautista, C. et al (2015), Inoperable chronic thromboembolic pulmonary hypertension treated with riociguat: A case studylnoperable chronic thromboembolic pulmonary hypertension. Revista Portuguesa de Cardiologia (English Edition), 34(12), p.777.01-777.05.