Pencegahan Emboli I.02066 Hal-276
Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko hambatan aliran darah akibat embolus
(mis. bekuan darah, udara).
Tindakan
Observasi
- Periksa riwayat
penyakit pasien secara rinci untuk melihat faktor risiko (mis. pascaoperasi,
fraktur, kemoterapi, kehamilan, pasca persalinan, imobilisasi, kelumpuhan,
edema ekstermitas, PPOK, stroke, riwayat DVT sebelumnya)
- Periksa trias
Virchow (stasis vena, hiperkoagulabilitas, dan trauma yang mengakibatkan
kerusakan intima pembuluh darah)
- Monitor adanya
gejala baru dari mengi, hemoptisis, nyeri saat inspirasi, nyeri pleuritik)
Monitor sirkulasi perifer (mis. nadi perifer, edema, CRT, warna, suhu dan adanya
rasa sakit pada extremitas)
Terapeutik
- Posisikan anggota
tubuh yang berisiko emboli 20° di atas posisi jantung
- Pasangkan stockings
atau alat kompresi pneumatik intermiten
- Lepaskan stockings
atau alat kompresi pneumatik intermiten selama 15-20 menit setiap 8 jam Lakukan
latihan rentang gerak aktif dan pasif
- Lakukan perubahan
posisi setiap 2 jam
- Hindari memijat atau
menekan otot ektremitas
Edukasi
- Anjurkan melakukan
fleksi dan ekstensi kaki paling sedikit 10 kali setiap jam
- Anjurkan melaporkan
perdarahan yang berlebihan (mis. mimisan yang tidak biasa, muntah darah, urin
berdarah, gusi berdarah, pendarahan pervaginam, perdarahan menstruasi yang
berat, feses berdarah), nyeri atau bengkak yang tidak biasa, warna biru atau
ungu pada jari kaki, nyeri di jari kaki, bisul atau bintik putih di mulut atau
tenggorokan.
- Anjurkan berhenti
merokok
- Anjurkan minum obat
antikoagulan sesuai dengan waktu dan dosis
- Anjurkan asupan
makanan yang tinggi vitamin K
- Ajarkan menghindari
duduk dengan kaki menyilang atau duduk lama dengan kaki terantung
- Ajarkan melakukan
tindakan pencegahan (mis. berjalan, banyak minum, hindari alkohol,
- hindari imobilisasi
jangka panjang)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
trombolitik, jika perlu
- Kolaborasi pemberia antikoagulan dosis rendah atau atiplatelet dosis
tinggi (mis. heparin, clopidogrel, warfarin, aspirin, dipyridamole, dekstran),
jika perlu
- Kolaborasi pemberian
prometazin intravena dalam larutan NaCl 0,9% 25cc - 50cc dengan aliran lambat
Referensi
Brakenridge, S.C. of al (2011). Predictors of early versus late timing of
pulmonary embolus after traumatic injury. The American Journal of Surgery,
201(2), 209-215.
Donnelly, J.C. & D'Alton, M.E. (2013). Pulmonary embolus in pregnancy.
Seminars in Perinatology, 37(4). 225-233. http://www.sciencedirect.com/science/article/pi/S0146000513000499.
Fenner, L.B. & Oliver, C. (2012). Prevention of deep vein thrombosis
and pulmonary embolus. Anaesthesia & Intensive Care Medicine, 13(12),
609-612.
Mateo, R., Dutta, S. & Jaffer, A.K. (2016). Venous Thromboembolism
Prevention and Perioperative Management of Anticoagulants, Hospital Medicine
Clinics, 5(2), 242-267.
Ortiz-Bautista, C. et al (2015), Inoperable chronic thromboembolic
pulmonary hypertension treated with riociguat: A case studylnoperable chronic
thromboembolic pulmonary hypertension. Revista Portuguesa de Cardiologia
(English Edition), 34(12), p.777.01-777.05.