Manajemen Elektrolit : Hiponatremia l.03110 Hal-173
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola penurunan kadar natrium serum atau
plasma <135 mEq/L
Tindakan
Observasi
-
Identifikasi tanda dan gejala penurunan kadar natrium (mis.disorientasi, otot
berkedut, sakt kepala, membrane mukosa kering, hipotensi postural, kejang,
letargi, penurunan kesadaran)
-
Identifikasi penyebab hiponatremia (mis, diare, muntah, penghisapan nasogastric,
puasa, infus cairan hipertonis, polidipsia, SIADH, gagal jantung,
hiperaldosteronisme primer)
-
Periksa tanda-tanda kelebihan cairan untuk indikasi restriksi calran (mis.
ortopnea, dispnea, edema, BB meningkat dalam waktu singkat, JVP/CVP meningkat,
refleks hepatojugular positif, suara napas tambahan)
-
Monitor Intake dan output cairan
-
Monitor kadar natrium serum dan/atau urine
-
Monitor gejala kejang pada hiponatremia berat
Teraupetik
-
Pasang akses intravena, jika perlu
-
Hitung kebutuhan natrium dengan rumus: 0,6 x BB x (Na target - Na saat ini)
-
Lakukan restriksi cairan. (mis. 1
L/24 Jam), jika perlu
-
Berikan cairan NaCl hipertonis (3%-5%)
-
Hindari koreksi natrium lebih dari 8 mEq dalam periode 24 jam
Edukasi
-
Anjurkan asupan makanan mengandung natrium
Kolaborasi
-
Kolaborasi pemberian diet tinggi natrium, jika perlu
-
Kolaborasi koreksi natrium, jika perlu
-
Kolaborasi pemberian diuretik (mis, furosemide 20-40 mg) jika mengalami
kongesti paru
Referensi
Bums, S. M. (2014), AACN Essentials of Critical Care Nursing (3th
ed.). New York: McGraw-Hill Education. ENA (2007), Emergency Nursing Core
Curriculum (6th ed.). USA: Saunders Elsevier. Hadjipeviou, M., Chew, G. W. M.,
& Farmery, J. S. (2010). Fluid management. Student BMJ, 18
dol:http://dx.doi.org/10.1136/sbmj.c5063. Iggulden, H. (1999)
Dehydration and electrolyte disturbance. Nursing Standard (through 2013),
13(19), 48-54.