Manajemen Asma l.01010 Hal-157
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola obstruksi aliran udara yang akibat
reaksi alergi atau hipersensitivitas jalan napas yang menyebabkan bronkospasme.
Tindakan
Observasi
-
Monitor frekuensi dan kedalaman napas
-
Monitor tanda dan gejala hipoksia (mis. gelisah, agitasi, penurunan kesadaran)
-
Monitor bunyi napas tambahan (mis. wheezing, mengi)
-
Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
-
Berikan posisi semi Fowler 30-45°
-
Pasang oksimetri nadi
-
Lakukan penghisapan lendir, jika perlu
-
Berikan oksigen 6-15 L via sungkup untuk mempertahankan SpO2 : > 90%
-
Pasang jalur intravena untuk pemberian obat dan hidrasi
-
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan hitung darah lengkap dan AGD
Edukasi
-
Anjurkan meminimalkan ansietas yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigan
-
Anjurkan bernapas lambat dan dalam
-
Ajarkan teknik pursued-lip breathing
-
Ajarkan mengidentifikasi dan menghindari pemicu (mis. debu, bulu hewan, serbuk bunga,
asap rokok, polutan udara, suhu lingkungan ekstrem, alergi makanan)
Kolaborasi
-
Kolaborasi pemberian bronkodilator sesuai indikasi (mis. albuterol,
metaproterenol)
-
Kolaborasi pemberian obat tambahan jika tidak responsif dengan bronkodilator
(mis prednisolone, methylprednisole, aminophylline)
Referensi
Burns.5 M (2014) AACN Essentials of Critical Care Nursing
(3rd ed.). New York McGraw-Hill Education.
Famosa, A (2016) Relationship of asthma action plans and asthma
control in adults with asthma. ProQuest Dissertations & Theses Global.
Lewis, S. L., Dirksen, S R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. &
Harding, M. M. (2014) Medical-Surgical nursing: Assessment and management of
clinical problems (9th ed) St. Louis, Missourl: Mosby Elsevier.
Narmani, F. (2016). An evidence-based asthma management plan
for the pediatric service setting. ProQuest Dissertations & Theses
Global.
Pinfeld. J., Gaskin, K., Bentiey. J., & Rouse J (2015).
Recognition and management of asthma in children and young people Nursing
Standard 30(3), 50.