Sabtu, 24 Desember 2022

Manajemen Overdosis

 

Manajemen Overdosis                                                                                                   I.14518 Hal-202

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola pasien yang menunjukkan efek toksik akibat mengkonsumsi satı atau lebih obat.

Tindakan

Observasi

-Monitor status respirasi, jantung, gastrointestinal, ginjal, den neurologis

-Monitor tanda-tanda vital

-Monitor gejala spesifik dari obat yang dikonsumsi (mis. pupil menyempit, hipotensi, dan bradikardi untuk overdosis opiat; nausea, vomitus, diaforesis, nyeri kuadran kanan atas 48- 72 jam setelah overdosis asetaminofen; dilatasi pupil, takikardia, kejang, dan nyeri dada pada bunuh diri overdosis kokain)

-Monitor kecenderungan

Terapeutik

-Pertahankan jalan napas terbuka

-Atur pada posisi yang tepat (mls. posisi semi-Fowler jika sadar, posisi rekumben lateral kir Jika tidak sadar)

-Sediakan lingkungan aman (mis. rel sisi tempat tidur, posisikan tempat tidur rendah, jauhkan objek-objek berbahaya, lempatkan petugas keamanan dekat dengan ruangan pasien)

Lakukan skrining toksikologi dan tes fungsi sistem (mis, skrining cbat urin dan serum, gas darah arterial, kadar elektrolit, enzim hati, nitrogen urea darah, kreatinin), jika perlu

-Pasang skses intravens

-Atasi hipertermia (mis. kompres es pada hipertermia akibat intoksikasi amfetamin atau kokain)

-Atasi halusinasi atau waham

-Sampaikan bahwa perawat memahami rasa takut atau perasaan lainnya yang pasien dirasakan pasien

-Bina hubungan baik dengan pasien dan keluarga (mis. gunakan pendekatan tidak menghakimi)

-Berikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga)

Edukasi

-Anjurkan keluarga melakukan perawatan lanjutan sesuai kebutuhan pasien

-Ajarkan pencegahan aspirasi dan kejang pada keluarga dan pemberi asuhan

-Ajarkan cara meminimalkan potensi overdosis aksidental (mis, simpan obat-obatan di dalam wadah, atasi masalah konfusi atau memori, dan simpan obat-obatan jauh dari jangkauan anak) .

-Ajarkan penggunaan obat yang tepat

Kolaborasi

-Koordinasi dengan pusat pengendalian keracunan untuk pengobatan definitif

-Kolaborasi pemberian agen spesifik (mis. antiemetik, nalokson, tiamin, glukosa, flumazenil, kalsium, vasopresor, antiaritmik, inotropik)

-Kolaborasi pemberian agen atau prosedur untuk meminimalkan absorpsi obat dan meningkatkan ekskresi obat (mis. ipecac, arang aktif, lavase lambung, hemodialisis, obat pencahar, tranfusi, mengubah pH urine dan serum, irigasi usus)

 

Referensi

Agrawal, P., Brown, C.A. (2010). An Evidence-Based Approach to Acetaminophen (Paracetamol, APAP) Overdose. Emergency Medicine Practice, 12(9).

Boyd, M. A. (2011). Psychiatric Nursing: Contemporary Practice (5" ed.). Philadelphia: Lippincott Williams &Wilkins.

Boyer, Edward W. (2012). Management of Opioid Analgesic Ovardose. N Engl J Med, 367, 146-155.

Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). St.Louis: Mosby.